Minggu, 23 September 2018

Pancasila dalam Al Quran pada Juz 28



Nama : Adinda Sulistyo Prihatini
NIM : 1803036070
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam

PANCASILA DALAM AL QURAN PADA JUZ 28
1.     Sila pertama
(Ketuhanan Yang Maha Esa)
Surat Al-Hasyr Ayat 22

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ ۖ هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
Ketuhanan Yang Maha Esa
Penjelasan :
            Ketuhanan Yang Maha Esa, manusia yang beragama pasti memiliki Tuhan yang mereka sembah. Dalam agama islam hanya ada 1 Tuhan yang disembah yaitu Allah SWT. Tidak ada yang pantas dan tidak ada yang boleh disembah selain Dia. Hubungan dengan Sila pertama pada ayat diatas adalah bahwa suatu pemerintahan pasti mempunyai Dasar Negara yang menjadi pedoman atau berpegang teguh yang sama seperti ketika seorang hamba beriman kepada TuhanNya.

2.     Sila kedua
(Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab)
Surat Al-Mumtahanah Ayat 8

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”
Ketuhanan Yang Maha Esa
Penjelasan :
            Kemanusiaan yang adil dan beradab , kita sebagai manusia harus memiliki sikap toleransi, adil, dan berbuat baik terhadap sesama, karena sudah dijelaskan dengan sangat jelas bahwa Allah SWT melarang kita untuk berbuat keburukan dan tidak berbuat adil dalam hal apapun. Hubungan dengan Sila kedua pada ayat diatas bahwa manusia seharusnya memilki sikap yang beradab dan berperilaku baik terhadap siapapun, yang menghargai pendapat , dan adil terhadap setiap hak dan kewajiban diri sendiri maupun orang lain.

3.     Sila ketiga
(Persatuan Indonesia)
Surat Al-Hasyr Ayat 10

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”

Penjelasan :
Persatuan Indonesia,beragam suku, ras, agama, yang berbeda beda yang bersatu dalam suatu Negara yang bernama Indonesia, menjadi bukti bahwa walau memiliki banyak perbedaan tapi Indonesia dapat bersatu. Hubungan dengan Sila Ketiga pada ayat diatas adalah  Kaum Muhajirin dan Kaum ansor yang bersatu dan itulah yang menjadi contoh untuk generasi generasi selanjutnya untuk menyatukan keberagaman walau berbeda asal tempat, ras, suku dan yang lainnya.

4.     Sila keempat
(Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmst kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan)

Surat Al-Mujadilah Ayat 10

إِنَّمَا النَّجْوَىٰ مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal”

Penjelasan :
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn perwakilan, dalam ayat diatas dijelaskan bahwa dalam mengadakan pembicaraan atau musyawarah tidak diperkenankan membicarakan tentang keburukan, yang membuat dosa. Di dalam ayat diatas dijelaskan pula tentang anjuran membuat kebijaksanaan. Hubungan Sila Keempat dengan ayat diatas yaitu, dalam permusyawaratan atau pembicaraan kita dianjurkan untuk berbuat kebajikan serta kebijaksanaan dalam mengambil kesimpulan atau keputusan dalam pemusyarawahan atau pembicaraan tersebut.

5.     Sila kelima
(Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Surat At-Talaq Ayat 8

وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُكْرًا

“Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan”

Penjelasan :
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, mudah saja sebenarnya, jika kita melakukan kewajiban kita, maka kita akan mendapat hak kita. Pun pula ketika melakukan kebaikan atau kebajikan, maka yang di dapatkan juga kebaikan atau kebajikan tersebut, kemudian jika kita melakukan keburukan maka yang akan di dapat adalah keburukan itu sendiri. Allah SWT itu Maha Adil, apapun yang dilakukan itu pula yang akan didapatkan. Hubungan Sila Kelima dengan ayat diatas adalah ketika berkhianat, mendurhakai perintah seorang pemimpin yang itu benar  maka yang akan di dapatkan adalah dihukumnya  seorang pengkhianat dan pembangkang itu. Sebaliknya jika mentaati peraturan atau perintah maka kita akan mendapat hak hak yang seberhaknya diperoleh.
Share: