Sabtu, 30 Maret 2019

Jejak Takdir


Jejak Takdir
(Perjalanan Untuk Saling Melepaskan)

Langkah kaki mu yang semakin cepat menjauh dariku , semakin redup suara tangismu, dan kemudian hilang ditelan malam kelam.

Kau biarkan aku menangis dan menggila dalam kesepian yang menolakmu pergi.

Entah kau sedang apa, dan dengan siapa, serta bagaimana keadaan mu setelah kita berdebat hebat, Apa kau sama menjadi gila seperti ku? Atau, kau baik baik saja?.

Kubiarkan hatiku membencimu malam ini, menguras seluruh tandon air di mata hingga membuat jebol tembok  kenangan. Kubiarkan hatiku marah, benci, dan sesak terhadap pergimu. Hingga aku terlelap, dan mengira kepergianmu hanya sebuah mimpi buruk belaka.

Tapi, pada kenyataannya itu bukan hanya sekedar mimpi buruk tapi sebuah jejak takdir. Takdir bahwa kita harus berpisah disaat kita tak ingin mengakhirinya.

Jejak yang kau hilangkan, tak mampu kurengkuh,
Jejak yang kau tinggalkan, mampu merangkai teka teki rumit, dan membuatku semakin gila.

Muak hati membuatku kalah, dan membiarkanmu pergi dengan jejak takdir yang tak ingin kutahan lagi.

Kuhapuskan jejakmu yang masih membuatku bertanya, Kuikhlaskan kepergianmu.




Share:

0 komentar:

Posting Komentar